Benteng Speelwijk Situs Budaya Banten Lama
Benteng Speelwijk Situs Budaya Banten Lama
Banten memiliki situs Budaya yang terletak di kawasan Cagar Budaya diseberang vihara Avalokitesvara yaitu terbentang Benteng Speelwijk. Terletak di Kampung Pamarican yang berjarak tempuh sekira sepuluh menit dari kota Serang, dari area situs Banten Lama ke benteng ini berjarak sekira 600 meter ke arah barat laut, Benteng tersebut menjadi sisa pendudukan tentara kolonial Belanda di Banten.
Benteng ini dibangun oleh Hendrik Lucaszoon Cardeel pada tahun 1684-1685 semasa pemerintahan Sultan Banten Abu Nasr Abdul Qohhar (1672-1684), dan kemudian diperluas pada 1731. Nama Speelwijk digunakan sebagai bentuk penghormatan kepada Gubernur Jenderal VOC Cornelis Janzoon Speelman. Speelman mulai menjabat pada 25 November 1681 menggantikan Rijkloff van Goens, dan meninggal di Batavia pada 11 Januari 1684.
Update Berita
- Prosedur Klaim Asuransi Kendaraan July 29, 2018
- Cara Hitung Premi Asuransi Kendaraan All Risks July 29, 2018
- OJK Batasi Kegiatan Usaha PT Siar Perdana Asuransi July 25, 2018
- Gunakan Ponsel saat berkendara untuk GPS July 22, 2018
- Kecelakaan Mobil Karena Pakai Ponsel July 22, 2018
- Leisure : Wisata Pulau Tiga Banten July 22, 2018
- Self-Driven Car berpengaruh pada Industri Asuransi July 22, 2018
Benteng Speelwijk Situs Budaya Banten Lama
Benteng Speelwijk memiliki tinggi dinding 5 meter dengan pintu masuk kecil dan sempit di setiap sisinya, dibuat dengan perkiraan pasukan dalam jumlah besar akan sulit menyerang masuk ke dalam benteng. Bagian pintu masuk berbentuk lengkung setengah lingkaran dan sudah tidak ada lagi pintunya. Lebar dinding 1 meter dan di beberapa bagian ada yang lebih tebal 2 meter. Jika diperhatikan secara cermat, bangunan ini dibuat dengan campuran batu, pasir, kapur dan beberapa batu karang.
Bangunan Benteng Speelwijk Situs Budaya Banten Lama sendiri sempat diperluas tahun 1731. Sebagian tembok yang masih utuh merupakan bastion atau ruang pengintai yang terletak di atas tembok sebelah utara. Menara pengintai saat itu digunakan untuk memantau kapal musuh yang sedang mendekati dari arah Laut Jawa. Dinding menara lebih tebal daripada dinding-dinding yang lainnya. Dulunya benteng ini dikelilingi parit selebar 10 meter yang fungsinya untuk mempersulit gerak musuh. Sekarang hanya tersisa sebagian dan menyempit.
Lebar dinding Benteng Speelwijk sekitar 1 meter, jauh lebih sempit dibandingkan dengan dinding benteng Istana Surosowan, namun cukup lebar bagi mereka yang ingin berjalan atau bahkan berlari di atasnya. Di beberapa bagian, dinding benteng tampak lebih tebal, mendekati dua meteran.
Bagian depan Benteng Speelwijk dengan lubang masuk berbentuk lengkung yang pintunya sudah tidak ada lagi. Lubang itu terletak lebih tinggi dari tanah di luarnya. Bagian terbuka di sisi atas kanannya tampaknya dipakai untuk membidik pasukan yang menyerang dengan senapan atau senjata lainnya.
Di dalam benteng masih ada lorong-lorong perlindungan dan ada pula ruangan-ruangan yang semuanya terbuat dari dinding batu. Benteng Speelwijk sepertinya dibuat dengan perhitungan cermat sebagai benteng pertahanan yang lebih dari kuat untuk menghadapi serangan pasukan pribumi yang persenjataannya tidak begitu baik. Ada pula ruang bawah tanah gelap yang dulu digunakan sebagai penjara.
Dari menara pengawas di atas Benteng Speelwijk ini penjaga benteng bisa melihat kapal-kapal musuh yang tengah mendekati pantai dari arah Laut Jawa. Di tempat ini ketebalan dinding benteng tampaknya lebih besar ketimbang di bagian lainnya.
Bagian atas benteng terbuat dari bata merah terlihat rata dan lebar, cukup leluasa bagi orang untuk bermanuver di atasnya. Bangunan di sebelah kiri di luar benteng itu mungkin adalah salah satu kubur Belanda. Memang di kawasan Benteng Speelwijk Serang ini ada kubur Belanda, namun waktu itu saya tak mengetahuinya. Di sana ada kubur komandan militer Hugo Pieter Faure (1717-1763), kubur Kopman en Fiscaal Deserbezeting (pegawai pajak dan pembelian) Jacob Wits yang meninggal 9 Maret 1769, serta kubur Catharina Maria van Doorn.
Benteng ini dibangun ketika Belanda berhasil melakukan adu domba antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya, Sultan Haji. Sultan Haji yang saat itu berhasil ditaklukan Belanda menyatakan bahwa ia adalah penguasa Banten sepenuhnya, bukan lagi Sultan Ageng Tirtayasa.
Benteng ini layaknya saksi bisu perperangan antara ayah dan anak yang memperebutkan kekuasaan. Perperangan yang dipicu oleh perjanjian damai antara Belanda dengan pihak Banten, yang isinya lebih menguntungkan pihak Belanda.
Menurut peta buatan Francois Valentijn dalam bukunya yang berjudul “Valentijn Beschrijving Vann Groot Djava Ofte Java Major”, terlihat jelas gambaran benteng melingkupi hampir di seluruh kekuasaan, dari mulai Surosowan, Karangantu sampai Kasunyatan yang saat ini berada di Kecaman Kasemen.
Tidak sebagaimana reruntuhan Istana Surosowan yang digembok dan harus diantar oleh penjaga, jalan masuk ke Benteng Speelwijk ini terbuka lebar bagi para pengunjung yang berkeinginan untuk menjelajahinya. Tak ada penghalang di benteng yang terlihat luas ini. Jika Istana Surosowan dihancurkan rata dengan tanah oleh tentara-tentara bayaran Daendels, maka Benteng Speelwijk ditinggalkan Belanda tanpa pertempuran.
Akses lewat tol Jakarta-Merak, keluar pintu Serang Timur, lurus menyeberangi lampu merah. Pertigaan belok kiri ke Jl. Ayip Usman hingga di ujung belok kanan ke Jl. Raya Kasemen; ikuti jalan sampai bertemu pasar sebelum jembatan. Belok ke kiri sebelum jembatan, dan belok ke kiri lagi saat bertemu pintu gerbang pelabuhan Karangantu. Di ujung jalan akan terlihat sisi luar Benteng Speelwijk. Anda harus mengelilingi benteng untuk menemukan pintu masuk.
Untuk masuk ke Benteng Speelwijk Situs Budaya Banten Lama akan melewati jembatan di atas sungai yang nyaris mati itu, padahal sungai itu dulu bisa dilewati oleh kapal. Menurut cerita orang setempat, sungai itu pernah dikeruk sebanyak tiga kali, namun tampaknya laju pendangkalannya sangat cepat sehingga hasil pengerukan tak berbekas lagi. Tentu akan sangat baik jika sungai itu bisa dihidupkan kembali dan penyebab pendangkalan dibenahi.
Yang jelas, untuk menuju ke Benteng Speelwijk Situs Budaya Banten Lama, jika anda dari Jakarta, tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi mahal, bisa ditempuh dengan kendaraan sekitar 1 Jam dari Jakarta atau bahkan lebih cepat, dan dari sana anda bisa melakukan eksplorasi budaya termasuk, situs budaya lain disekitarnya seperti masjid Agung Banten dan lainnya.
Jangan lupa, Periksa Asuransi Kendaraan anda apakah sudah ada atau masih berlaku atau tidak.
Selamat berakhir pekan!